Seberapa erat sih kaitannya berat badan dengan keteraturan siklus haid?

Status gizi (Indeks Massa Tubuh/IMT) memiliki peranan penting dalam siklus menstruasi. Diperlukan paling tidak 22% lemak dan indeks massa tubuh yang lebih besar dari 19 kg/m2 agar siklus ovulatorik dapat terpelihara dengan normal. Hal ini dikarenakan sel-sel lemak melepaskan estrogen yang membantu ovulasi dan siklus menstruasi (Coad, 2007). 

Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10-16 tahun tergantung pada berbagai faktor antara lain kesehatan wanita, konsumsi gizi dan status gizi (Simon dan Andrews, dalam Emilia, 2008). Menstruasi seharusnya memiliki siklus yang teratur. Siklus menstruasi adalah jarak antara mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus yang klasik ialah 28 hari (Prawirohardjo, 2009). Hanya ada 10-15% wanita memiliki siklus 28 hari (Nugroho & Utama, 2014). 

Siklus menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi usia, status fisik, aktivitas fisik, status gizi, hormon dan lingkungan. Status gizi dapat dikatakan sebagai suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh (Almatsier, 2010). 

Data Global Nutrition Report (2014) menunjukkan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki permasalahan gizi. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa, prevalensi gizi lebih pada remaja umur 16-18 tahun mengalami peningkatan dari tahun 2007 yang semula hanya 1,4% menjadi 7,3%, sedangkan berdasarkan data Riskesdas 2010, secara nasional obesitas didominasi oleh perempuan.

Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Pratiwi (2011) bahwa sebagian besar responden yang memiliki siklus menstruasi teratur adalah kelompok siswi dengan status gizi normal dan siswi yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur adalah kelompok siswi dengan status gizi kurus. 

Pada status gizi lebih (overweight dan obesitas) biasanya mengalami anovulatory chronic atau menstruasi tidak teratur secara kronis (Karyadi, 2007). Karena cenderung memiliki sel-sel lemak yang berlebih, sehingga memproduksi estrogen yang berlebih. Sedangkan pada status gizi kurang (underweight) akan terjadi kekurangan berat badan dan tidak mempunyai cukup sel lemak untuk memproduksi estrogen yang dibutuhkan untuk ovulasi dan menstruasi sehingga bisa mengakibatkan siklus menstruasi tidak teratur (Evan, 2011).

Komentar

Posting Komentar